FORUM Keadilan -Indonesia jauh tertinggal dari China, Korea Selatan, Jepang dan Amerika dalam pemanfaatan teknologi robot dalam berbagai aktivitas kehidupan. Namun tidak ada salahnya jika dunia kampus mempelopori perlunya pemanfaatan metodologi robotik di era teknologi canggih dan digital ini. Untuk mengejar ketertinggalan itu, Dunia Robot Indonesia (DRI) bekerjasama dengan Universitas Borobudur Jakarta menggelar kegiatan peningkatan kompetensi professional bagi para guru, pembina, praktisi Robotika se Indonesia melalui Tranning of Trainer (ToT).
Kegiatan strategis ToT dilaksanakan selama empat hari mulai Rabu-Sabtu (24-27 November 2021). Selama tiga hari diisi dengan pelatihan metodologi Robotika dan metodologi instruktur dilanjutkan ujian kompetensi (1 hari). Peserta pelatihan adalah para guru pesantren, praktisi robotik dari DKI Jakarta, Jawa Barat, Sumatera Barat, dan Jawa Timur.
Selanjutnya, kegiatan ini akan diteruskan setiap bulan selama 8 bulan dengan jumlah 50 orang setiap kali pelatihan.
“Kegiatan ToT bagi instruktur ini merupakan yang pertama kali dilaksanakan di Indonesia dengan dukungan LSP INNAS yang mendapatkan lisensi sertifikat profesi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP),” ujar Ketua Pelaksana H Anhar Nasution kepada wartawan usai pembukaan ToT Robotik di Kampus Universitas Borobudur, Kalimalang, Jakarta Timur, Rabu (24/11/2021).
Lebih lanjut Anhar Nasution mengatakan, DRI menyarankan agar Universitas Borobudur mulai tahun akademi 2022 membuka Program Pendidikan (Prodi) Fakultas Metodologi Robotik.
Hal itu ia sarankan mengingat besarnya animo masyarakat khususnya generasi milenial yang menyadari betul akan tantangan masa depan melalui teknologi Robotika merupakan peluang yang harus segera diwujudkan dalam bentuk penyedia saran dan prasarana guna memantapkan kesiapan dan kemapanan bagi tenaga pengajar seperti guru, pembina dan praktisi,” kata Anhar menambahkan.
Ia telah berhasil meyakinkan Rektor Univeraitas Borobudur Prof Ir Bambang Bernathos, sehingga mulai Tahun Akademi 2022 akan dibuka Prodi Metodologi Robotika di kampus ini.
“Pak Rektor Universitas Borobudur merasa terpanggil dan sangat mendukung kegiatan ini, dan bahkan telah menyetujui dan menyiapkan langkah-langkah lebih jauh guna menindaklanjuti keinginan masyarakat Indonesia yang memiliki minat di bidang teknologi Robotika dengan menyiapkan sarana dan prasarana pendidikan kejenjang yang lebih tinggi, sehingga para remaja pecinta dan pencipta dunia robotika Indonesia memiliki peluang yang sangat besar menatap masa depan kehidupannya,” ucap Anhar lagi.
Anhar yang juga merupakan motivator penghubung antara para profesional intelektual, para pakar, instruktur dan guru besar di bidang Robotika mengawinkannya dengan pihak Rektor Universitas Borobudur yang merupakan tamatan salah satu universitas di Amerika.
Tidak terlalu lama, Maret 2022, DRI akan menyelenggarakan festival Robot di halaman kampus Borobudur di Jalan Raya Kalimalang ini. Pada festival robotik sebelumnya, diikuti 1200 an peserta. Bahkan datang dari Jepang, China, dan Korea Sekatan di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) pada 2018. Pandemi Covid-19 menyebabkan aktivitas para robotik berhenti.
Menurut Anhar yang mantan anggota DPR RI ini, anak-anak muda Indonesia memiliki bakat dan kemampuan yang luar biasa hebat di bidang Robotika. “Anak-anak kita tidak kalah dari orang China, Jepang dan Korea Selatan dalam menguasai teknologi robotik ini,” ucap Anhar